Kabupaten Banjar.
Lambang Kabupaten Banjar Motto: Barakat |
|
Peta lokasi Kabupaten Banjar Koordinat: 2°49’55 - 3°43’38 LS dan 114°30’20" - 115°35’37" BT |
|
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Dasar hukum | UU No. 27 Tahun 1959 |
Ibu kota | Martapura |
Pemerintahan | |
- Bupati | Pangeran H. Khairul Saleh |
- DANA | Rp. 429.561.238.000,-(2011) |
Luas | 4.688 km² |
Populasi | |
- Total | 506.204 jiwa (2010) |
- Kepadatan | 107 |
Demografi | |
- Kode area telepon | 0511 |
Pembagian administratif | |
- Kecamatan | 19 |
- Kelurahan | 277/13 |
- Situs web | http://www.banjarkab.go.id/ |
Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 4.688 km² dan berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Kabupaten Banjar termasuk dalam calon Wilayah Metropolitan Banjar Bakula
Motto daerah ini adalah "Barakat" yang artinya "Berkah" (bahasa Banjar).
Sejarah pembentukan kabupaten
Sejak tahun 1826 dibuat perjanjian perbatasan antara Sultan Adam
dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1835 sewaktu pemerintahan Sultan Adam Alwasiqubillah telah dibuat untuk pertama kalinya ketetapan hukum tertulis dalam menerapkan hukum Islam di Kesultanan Banjar yang dikenal dengan Undang-Undang Sultan Adam.[4]Tahun
1855, daerah Kesultanan Banjarmasin merupakan sebagian dari De
zuider-afdeeling van Borneo termasuk sebagian daerah Dusun (Tamiang
Layang) dan sebagian Tanah Laut.
Dari beberapa sumber disebutkan ada beberapa tempat yang menjadi kedudukan raja (istana pribadi Sultan) setelah pindah ke Martapura, seperti Kayu Tangi, Karang Intan dan Sungai Mesa. Tetapi dalam beberapa perjanjian antara Sultan Banjar dan Belanda, penanda tanganan di Bumi Kencana. Begitu juga dalam surat menyurat ditujukan kepada Sultan di Bumi Kencana Martapura. Jadi Keraton Bumi Kencana Martapura adalah pusat pemerintahan (istana kenegaraan) untuk melakukan aktivitas kerajaan secara formal sampai dihapuskannya Kesultanan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.
Status Kesultanan Banjar setelah dihapuskan masuk ke dalam Karesidenan Afdeeling
Selatan dan Timur Borneo. Bekas Kesultanan Banjar dibagi menjadi dua
divisi yaitu daerah Banua Lima di bawah regent Raden Adipati Danu Raja
dan daerah Martapura di bawah regent Pangeran Jaya Pamenang. Divisi
Martapura terbagi dalam 5 Distrik, yaitu Distrik Martapura, Distrik Riam Kanan, Distrik Riam Kiwa, Distrik Benua Empat dan Distrik Margasari. Wilayah Kalimantan Selatan dibagi dalam 4 afdeeling, salah satunya adalah afdeeling Martapura. Terjadi perubahan dalam keorganisasian pemerintahan Hindia Belanda diantaranya penghapusan jabatan regent tahun 1884. Regent Martapura terakhir adalah Pangeran Suria Winata. Sejak 1898 di bawah Afdeeling terdapat Onderafdeeling dan distrik. Pembagian administratif tahun 1898 menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, Afdeeling Martapoera dengan ibukota Martapura terdiri dari :
- Onderafdeeling Martapoera terdiri dari : Distrik Martapura.
- Onderafdeeling Riam Kiwa dan Riam Kanan terdiri dari :
- Onderafdeeling Tanah Laoet terdiri dari :
Afdeeling Martapura terdiri 3 onderafdeeling, salah satunya adalah onderafdeeling
Martapura dengan distrik Martapura. Dalam tahun 1902, Afdeeling
Martapura membawahi 3 onderafdeeling: Martapura, Pengaron dan Tanah
Laut. Perubahan selanjutnya Martapura menjadi onderafdeeling di bawah Afdeeling Banjarmasin. Afdeeling dipimpin oleh Controleur dan Kepala Distrik seorang Bumiputera dengan pangkat Kiai. Setelah kedaulatan diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia tanggal 27 Desember 1949, ditetapkan daerah Otonomi Kabupaten Banjarmasin. Daerah otonom Kabupaten Banjarmasin meliputi 4 Kawedanan.
DPRDS pada tanggal 27 Februari 1952,
mengusulkan perubahan nama Kabupaten Banjarmasin menjadi Kabupaten
Banjar yang disetujui dengan Undang-undang Darurat 1953, kemudian
dikukuhkan dengan Undang-undang No. 27 Tahun 1959.
Administrasi
Kabupaten Banjar terbagi menjadi 19 kecamatan, yaitu:
Perekonomian
Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dari
perkebunan karet yang rata-rata adalah kebun perseorangan. Selain itu
perkebunan jeruk menjadi penopang hidup sebagian masyarakat yang
merupakan produk unggulan dari Kecamatan Astambul. Keberadaan perusahaan
lokal, nasional dan asing yang bergerak dibidang Tambang Batubara turut
memberikan andil besar terhadap perekonomian di Kabupaten Banjar.
Tambang Batubara di kabupaten ini dikelola oleh perusahaan seperti
PT. Pamapersada Nusantara, PT. Kalimantan Prima Persada, PT. Pinang Coal
Indonesia dan lain-lain yang diawasi oleh Perusahaan Daerah (PD.
Baramarta).
Suku bangsa
Suku bangsa yang ada di Kabupaten Banjar antara lain:
- Suku Banjar: 361.692 jiwa
- Suku Jawa: 29.805 jiwa
- Suku Bugis: 828 jiwa
- Suku Madura: 13.047 jiwa
- Suku Bukit: 1.737 jiwa
- Suku Mandar: 17 jiwa
- Suku Bakumpai: 34 jiwa
- Suku Sunda: 1.187 jiwa
- Suku lainnya: 3.554 jiwa
Kepala daerah
Daftar Bupati Banjar
Berikut ini adalah daftar nama-nama yang pernah memimpin Kabupaten Banjar sejak tahun 1950:
No. | Foto | Nama | Periode | Keterangan |
1. | A. Basoeni | 1950–1952 | Bupati | |
2. | A. Roeslan | 1952–1953 | Bupati | |
3. | H.M. Yusran | 1953–1956 | Bupati | |
4. | Mansyah | 1956–1958 | Bupati | |
5. | Gt.Masrudin | 1958–1959 | Bupati | |
6. | Wahyu Arief | 1959 | Kepala Daerah | |
7. | H.A. Hudari | 1959–1960 | Bupati KDH | |
8. | H. Basri, BA | 1960–1965 | Bupati KDH | |
9. | H.A.H. Budhigawis | 1965–1972 | Bupati KDH | |
10. | Soendijo | 1972–1982 | Bupati KDH | |
11. | Drs.H.Mochtar Sofyan | 1982–1987 | Bupati KDH | |
12. | Rusiansjah, B.Ac | 1987–1989 | Bupati KDH | |
13. | Drs. Fadhullah Thaib | 1989–1990 | Pejabat sementara (pjs.) Bupati KDH | |
14. | Drs. Faisal Hasanuddin | 1990–1995 | Bupati KDH | |
15. | H. Abdul Madjid | 1995–1999 | Bupati KDH | |
16. | Drs.H. Rudy Ariffin, MM | 1999–2005 | Bupati Banjar | |
17. | Ir.H.Gusti Khairul Saleh, MM | 2005–sekarang | Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2005 dan 2010 |
Lagu Daerah
Lagu-lagu daerah yang berasal dari wilayah ini adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar